Pinjaman tunai sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang tabu, tetapi ada beberapa hal yang harus dihindari ketika kita ingin mengajukan pinjaman baik itu ke saudara atau pun ke lembaga keuangan.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh seorang debitur ketika memutuskan untuk mengajukan pinjaman tunai. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari saat mengajukan pinjaman tunai terlebih jika diajukan melalui lembaga keuangan yang belum pernah mendapatkan pengalaman sebelumnya.
Setidaknya, jika kamu ingin berurusan dengan lembaga keuangan pastikan bahwa perusahaan tersebut sudah terdaftar secara resmi di OJK apapun bentuknya yang berkaitan dengan keuangan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang patut dihindari ketika mengajukan pinjaman;
Jangan gunakan untuk kebutuhan konsumtif
Aturan ini merupakan aturan yang tidak tertulis tetapi sudah dipahami oleh banyak orang yaitu tentang menggunakan utang untuk kebutuhan konsumtif. Kebutuhan konsumtif pun bukan dinilai dari harga tetapi dari fungsi dan juga apakah barang yang dibeli bisa menunjang pekerjaan ataupun bisnis yang dijalankan.
Sebagai contoh, jika ingin membeli sebuah smartphone bisa tidak dianggap konsumtif jika handphone tersebut memang digunakan untuk menunjang usaha ataupun pekerjaan.
Dengan kata lain pembelian handphone tersebut merupakan kebutuhan produktif. Yang dikatakan konsumtif misalnya membeli handphone dalam waktu atau rentang waktu yang sangat pendek antara pembelian pertama dengan pembelian kedua sehingga dikhawatirkan pembelian yang kebutuhan merupakan sifat menghambur-hamburkan uang atau termasuk dalam kebutuhan konsumtif belaka.
Jangan mengajukan utang baru sebelum utang lama lunas
Aturan ini juga merupakan aturan yang tidak tertulis demi menjaga kondisi finansial ataupun anggaran yang sudah ditetapkan.
upayakan untuk tidak mengajukan utang baru sebelum waktu yang lama lunas. dengan adanya utang baru otomatis akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan. artinya jika ada utang baru salah satu konsekuensi nya adalah mengurangi penghasilan bulanan. jika penghasilan bulan dan tepat dan tidak ada perubahan boleh dibilang kamu akan menjalani masa depan yang lebih sulit dari sebelumnya.
Lain halnya jika kamu mengajukan utang ketika sudah tidak ada beban utang yang lainnya dengan begitu kamu bisa menakar kemampuan Financial dengan jumlah yang memang diajukan sebagai pinjaman
Jangan membiasakan gaji sekadar lewat saja
Salah satu kebiasaan bekerja di Indonesia ataupun karyawan di Indonesia adalah memanfaatkan tabungan hanya untuk transit gaji. Mindset seperti ini seharusnya sudah bisa diubah di tahun 2020. Misalnya tidak apa-apa jika rekening digunakan sebagai transit tetapi harus ada komitmen untuk menyisakan ongkos transit misalnya 5% atau 10% dari total penghasilan yang ditransfer melalui rekening tersebut.
Namun akan lebih baik jika memang sudah berniat untuk menabung dengan memisahkan dalam rekening yang berbeda sehingga rekening tabungan tidak akan diotak-atik sampai waktunya memang dibutuhkan
Jangan sampai tidak memiliki catatan pengeluaran yang belum dibayar
Salah satu kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah tidak memiliki catatan pengeluaran. catatan pengeluaran ini sangat penting terutama untuk evaluasi bulanan dari catatan inilah kamu bisa mengetahui apa saja yang memang dibutuhkan dan apa saja yang sekedar keinginan. Dengan memahami dan mengevaluasi catatan pengeluaran tersebut diharapkan bisa menghemat beberapa item yang sebenarnya sudah didapatkan atau sudah ada tetapi tidak disadari.
Jangan ajukan pinjaman saat belum memiliki penghasilan yang tetap
Hal ini juga menjadi salah satu dilema ketika tidak ada penghasilan justru seseorang akan semakin punya intensi atau niat mendapatkan utang demi memenuhi kehidupan sehari-hari. Tidak disarankan jika pinjaman digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa adanya penghasilan yang tetap.
Itulah mengapa sebaiknya tidak mengajukan pinjaman saat belum memiliki penghasilan yang tetap karena akan sulit untuk membayarkan kewajiban di saat tidak memiliki penghasilan atau pendapatan yang konstan setiap bulannya.
Dalam kondisi seperti itu kadang-kadang fintech bisa dimanfaatkan lho. Ada yang menawarkan pinjaman agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan darurat atau biaya tidak terduga.
Kredivo sudah terdaftar secara resmi di OJK dengan nama PT FinAccel Digital Indonesia dengan nomor registrasi S-236 / NB.213 / 2018. Inilah yang membuat para pelanggan umumnya akan lebih fleksibel dalam melakukan pembelian serta merasa aman.
Kamu harus memenuhi persyaratan berikut untuk menjadi member Kredivo;
- Berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
- Berusia antara 18 sampai 60 tahun.
- Berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, Solo, Makassar, Malang, Sukabumi, Cirebon.
- Berpenghasilan minimal Rp 3.000.000 per bulan.
Kredivo dikenal sejak lama sebagai kartu kredit digital untuk berbelanja di beberapa marketplace terkemuka seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, dan sebagainya. Kredit limit yang diberikan bisa mencapai Rp30 juta per nasabah.
Ada dua produk pinjaman yang ditawarkan oleh Kredivo yaitu pinjaman mini dan pinjaman jumbo. Perbedaan keduanya hanya terletak pada plafon yang diberikan. Untuk pinjaman mini plafon pinjaman minimal Rp500 ribu dan maksimal Rp1 juta. Sementara pinjaman jumbo minimal Rp1 juta dan maksimal sesuai dengan kredit limit yang didapatkan.
Pelanggan yang sudah terbiasa menggunakan Kredivo biasanya sudah memiliki aplikasinya yang bisa diunduh dari Google Play maupun App Store. Soal pendaftaran pun tergolong mudah, begitu pula halnya dengan persetujuannya.